Dalam konteks pendidikan, sesungguhnya peran TIK adalah sebagai “enabler”atau alat untuk memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta menyenangkan. TIK adalah sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.
Dengan demikian, bila dilihat dari sisi peran TIK bagi guru, maka eLearning yang sesungguhnya adalah pemanfaatan TIK secara relevan dan tepat oleh guru untuk memungkinkan dirinya:
Menjadi fasilitator, kolaborator, mentor, pelatih, pengarah dan teman
belajar.
Dapat memberikan pilihan dan tanggung jawab yang besar kepada siswa untuk mengalami peristiwa belajar.
Jika, pemanfaatan TIK oleh guru bertujuan hanya untuk mempermudah dirinya menyampaikan materi, dimana ia sebagai satusatunya
sumber informasi dan sumber segala jawaban, maka empat keterampilan masyarakat abad 21 yang dicanangkan PBB di atas tidak akan berhasil. (adaptasi dari Division of Higher Education, UNESCO, 2002) Sementara itu, bila dilihat dari sisi peran TIK bagi siswa, maka eLearning yang sesungguhnya adalah pemanfaatan TIK secara relevan dan tepat oleh guru untuk memungkinkan siswa :menjadi partisipan aktif. Jika pemanfaatan TIK dalam pembelajaran masih membuat siswa tetap pasif, seperti guru mengajar dengan menggunakan slide presentasi dimana yang masih dominan adalah dirinya, maka sia sialah teknologi tersebut digunakan.
Menghasilkan dan berbagi (sharing) pengetahuan/keterampilan serta
berpartisipasi sebanyak mungkin sebagaimana layaknya seorang ahli.
Belajar secara kolaboratif dengan siswa lain